Senin, 29 April 2013


“Menyelaraskan Diri dengan
Rencana Kekal TUHAN”
 

Tujuan kekal Allah adalah agar semua suku bangsa membawa kemuliaan bagi nama-Nya yang kudus; memuji dan menyembah-Nya.  
Ketika Tuhan memanggil Abram (Kej 12:1-3), Tuhan memberikan perjanjian berkat kepada Abram.  Bahwa Tuhan menjadikan Abram bangsa yang besar.  Tidak hanya itu namun dengan segala janji berkat yang Tuhan berikan kepada Abram. 
Hal yang mungkin saja terlupakan dan terabaikan oleh sebagian besar orang adalah bahwa pada janji berkat itu Tuhan menjadikan bangsa-bangsa di muka bumi mendapat berkat “oleh” Abram.  Artinya bahwa melalui atau di dalam Abramlah segala suku bangsa di muka bumi beroleh berkat.  Jika Abram tidak mengikuti perintah Tuhan untuk pergi dari negerinya, maka berkat yang seharusnya mengalir kepada suku-suku bangsa melaluinya tidak akan pernah menjadi milik suku-suku bangsa. 
Tuhan memberkati bangsa-bangsa tidak hanya tentang berkat jasmani, tetapi berkat keselamatan kekal.  Tujuan kekal Allah jelas, yaitu agar semua orang beroleh berkat kehidupan kekal, sebagai keturunan Abaraham secara rohani yang menerima berkat perjanjian Tuhan.  Melalui Abraham; oleh keturunannya kaum di muka bumi beroleh berkat.
Jadi, dipahami sekarang, berkat yang Tuhan berikan kepada Abraham tidak berhenti di Abraham atau hanya dinikmati oleh Abaraham saja.  Itu baru penggenapan berkat yang di pihak Abraham saja.  Jika dimengerti demikian, maka belum lengkap.  Sebab Rencana Kekal Allah, adalah memberkati bangsa-bangsa.  Maka dalam ayat 3 di Kejadian 12 setelah Tuhan menguraikan berkat-berkat yang diberikanNya kepada Abaraham, ada frasa “OLEHMU” semua bangsa di muka bumi mendapat berkat. 
Ketika Abram diberkati Allah, “OLEH Abram”lah bangsa-bangsa diberkati.  Berkat yang Abram terima dari Tuhan tidak hanya untuk dinikmati Abraham, tetapi oleh Abraham, di dalam berkat yang diterima Abram itu juga bangsa lain mendapat berkat. 
Dalam mencapai tujuan-Nya, Tuhan ber-kenan memakai manusia yang dipilihNya.  Tuhan mau memberkati bangsa-bangsa melalui orang-orang yang dipilihNya.
 Jika demikian, maka seharusnya orang Kristen memiliki keselarasan hidup dalam tujuan Allah itu.  Jelas, bahwa Tuhan mau melibatkan orang percaya untuk memberkati orang lain, suku-suku bangsa yang lain.  Di dalam berkat yang Tuhan janjikan, ada bagian bagi orang lain, suku bangsa lain. Itulah artinya “Diberkati untuk Menjadi Berkat”.  Itu artinya kita memainkan peran dalam penggenapan janji Tuhan bagi suku-suku bangsa di muka bumi ini.   “OLEH” kita gereja diberkati, “OLEH” gereja maka kota kita diberkati, Negara diberkati, suku terabaikan diberkati. (bg”)

.....(tidak) semuanya sama???


                

....(TIDAK) SEMUANYA SAMA???



Ketika orang tertentu memberi pernyataan semua agama di dunia ini memiliki tujaun yang sama, maka sebagai orang percaya yang sungguh kita memiliki jawaban yang sama, bahwa sama sekali tidak sama.  Karena keselamatan orang Kristen adalah keselamatan di dalam Anugerah oleh Kematian Kristus.  Apakah itu satu-satunya kebenaran? Jika  berbicara tentang kebenaran TUHAN, maka itulah kebenaran yang mutlak.  Sebab Tuhan yang dipercaya oleh orang Kristen, bukan khusus Tuhan—nya orang Krsiten, tetapi TUHAN semesta alam, pencipta langit dan bumi, berkuasa atas kehidupan dan kematian, berkuasa di dunia dan di akhirat.  Itu jelas, kebenarannya mutlak, tidak terbantahkan.


Ketika orang tertentu, berkata semua gereja sama, apakah kita juga setuju atau menolak pernyataan tersebut? Kita berpikir sejenak, bukankah kita sama-sama menyembah dan melayai Yesus dan Tuhan yang sama.  Ya.. Sejauh itu benar.


Akan tetapi, kita perlu menyadari kehadiran gereja di tengah-tengah masyarakat tidak terlepas dari hati Tuhan yang dicurahkannya bagi gereja-NYA.  Gereja ada karena Tuhan menghendaki di dalamnya Nama-Nya dimuliakan dan diberitakan ke suku-suku bangsa.  Saat ini gereja menjamur di mana-mana dengan atas nama melayani Tuhan, apakah itu kurang cukup rohani untuk kita menyetujui bahwa gereja semua pada akhirnya sama?? 

Untuk menjawab itu, kita perlu mengerti arti gereja.  Gereja dalam bahasa asalnya “EKKLESIA” yang artinya ditarik dari kegelapan kepada Terang Kristus yang ajaib.  Jadi gereja adalah kumpulan orang-orang yang ditarik dari kehidupan bukan percaya kepada kehidupan percaya di dalam Yesus. Ketika orang-orang percaya berkumpul maka terbentuklah gereja.


Sekilas tentang Gereja Kemah Injil di seluruh dunia telah lahir dan hadir dari Hati Allah yang murni melalui AB. Simpson untuk menarik orang-orang dari kebinasaan kepada keselamatan di dalam Yesus.  Gereja Kemah Injil tidak lahir dari perseteruan dengan gereja tertentu, melainkan muncul dari visi yang diterima AB Simpson dari Tuhan untuk membawa berita Injil kepada suku-suku bangsa.  Dan benar, bahwa melalui Ab Simpson dan hamba-hamba Tuhan yang diutus, telah tersebar kabar keselamatan ke 86 Negara, dan secara khusus hampir di seluruh pelosok Indonesia.  Dan Keberadaan Gereja Kemah Injil di seluruh dunia saat ini senantiasa ada dalam dimensi yang tetap dan sama sebagaimana lahirnya dulu. 

Adalah satu kehormatan, jika Tuhan berkenan memakai orang-orang percaya sebagai perpanjangan tangan-Nya untuk menjangkau bangsa-bangsa lain.  Itu artinya, kehadiran orang Kristen dalam suatu gereja bukanlah karena kebetulan, tetapi karena Tuhan mengutusnya untuk mengambil peran di dalam gereja bagi penggenapan visi Allah melalui gereja tersebut bagi dunia.


Dalam kesempatan tertentu kita melihat gereja terbentuk karena konflik, perseteruan dan perpecahan. Bahkan ada istilah “mencuri domba”. Apakah itu cukup rohani untuk mengatakan gereja yang dikehendaki Tuhan. Harus kita bisa membedakan antara “Kehendak Tuhan” dengan “Seijin Tujan”.  Kehendak Tuhan membawa damai sejahtera karena itu dari Hati-Nya yang Ia nyatakan.  “Seijin Tuhan” itu karena kekerasan hati dan kedegilan hati yang memaksa kehendak diri, hasilnya bukan damai sejahtera, tetapi keresahan, tidak seia, tidak sekata, kesombongan, keegoisan, keserakahan lebih kepada meninggikan diri dengan mengemasnya dalam kemasan rohani agar tidak kelihatan motivasi yang salah dibaliknya.  Kecuali ada pertobatan yang sungguh dan kembalikan diri kepada tujuan Tuhan Allah.

Pada akhirinya apa jawabanya? Apakah semua gereja sama?  Kita sendiri bisa memutuskan jawabannya sama atau tidak sama.  Pada prinsipnya gereja itu adalah milik Tuhan, tetapi jika melihat proses kehadirannya, mari kita berpikir sejenak dan memutuskan jawabannya “Sama’ atau “tidak sama”. (Red*)



Henry Martin (1781-1812)-SINGKAT namun BERDAMPAK


SINGKAT namun BERDAMPAK

Henry Martin (1781-1812)




Henry Martin berlayar ke India pada masa ketika para misionaris dianggap sebagai ancaman terhadap kepentingan bisnis British East India Company (BEIC).  Bagaimanapun Henry menemukan jalan di antara tantangan itu.  Pada tahun 1805, Henry pergi ke India sebagai pendeta BEIC, sebuah posisi yang memungkinkannya menerjemahkan Kitab PB ke dalam bahasa Ursu, Arab, dan Persia.  Tugas ini memaksannya melakukan pengorbanan besar dama masa enam tahun yang pendek.

Selama empat tahun pertama di India, Henry melayani di pos militer dan berkhotbah di hadapan orang-orang Eropa dan India.  Dia mendirikan sekolah-sekolah dan mulai menterjemahkan Alkitab PB ke dalam bahasa Urdu.

Meskipun di kritik oleh rekan sepelayanan, Henry menghabiskan waktu di antara orang-orang suku asli dan mengabarkan Injil di tengah-tengah mereka.   Di India, Henry seringkali rindu kampong halamannya dan merasa tertekan.  Dalam buku ha-riannya terpancar rasa sakit yang dialaminya ketika hidup tanpa seorang istri dan jauh dari keluarganya.  Meskipun demikian dia berketetapan tinggal di India sampai Tuhan memanggilnya pergi ke tempat lain.  “Aku merasa semua hubungan duniawi tidaklah penting,”tulisnya.  “Aku dilahirkan untuk Allah saja”.

Pada tahun 1811 dia berlayar menuju Persia.  Dia berharap kesehatannya akan terus membaik sementara dia menterjemahkan PB ke dalam bahasa Persia dan Arab.  Henry mempunyai mimpi untuk member hasil terjemahan ALkitab dalam bahasa Persia kepada Shah-Fateh Ali Sha Kajar, tetapi ini tidak pernah terjadi.  Di tahun 1812, Henry melakukan perjalanan antar benua menuju Inggris, dia berharap kepulangannya akan membuat penyakit TBC-nya akan membaik.  Ketika dia dan rekan seperjalanannya sampai di Tokat, Turki, pada tanggal 16 Oktober 1812, Henry meninggal dunia di usia 31 tahun.  Hidup yang singkat

Henry tahu bahwa hasil karyanya tidak akan sia-sia.  Di ulang tahun terakhirnya, dia menulis di buku hariannya, “Firman Tuhan terlah menemukan jalannya menuju Persia dan jika Tuhan sudah bekerja tidak ada kuasa setan dapat menggantikan kemajuannya.”

Hidup singkat namun berdampak lebih berharga dari hidup 100 tahun tak berkarya.

Hidup muda singkat, namun akan menjadi kenangan sepanjang hidup jika dipersembahkan bagi Kristus untuk kemuliaan-Nya.

Senin, 22 April 2013

Ketika Berkata "tak akan pernah menyerah"

"Ketika Berkata "tak akan pernah menyerah"

Ketika seseorang mengatakan "aku tak akan pernah menyerah", ia adalah seorang yang sangat kuat meski situasi yang dihadapi sedang membuktikan bahwa ia mungkin saja lemah.  Kekuatan perkataan yang ditujukan kepada diri sangatlah berpengaruh bagi kemajuan untuk terus melangkah meski sukar.
"aku tak akan pernah menyerah", adalah salah satu manifestasi dari sifat ke'tekun'an yang tertanam dalam kehidupan seseorang.

Tekun itu sangat perlu,,
Dengan tekun, tak mudah menyerah..
Tekun tak memberi tempat bagi "ingin menyerah"

Dalam kehidupan sehari-hari sikap yang demikian sangat perlu dimiliki oleh setiap orang.  Hidup ini tidak akan pernah terlepas dari perjuangan, pergumulan yang tak jarang membuat beberapa orang mundur, menyerah dan terhilang dari arena kehidupan tanpa berhasil mewujudkan kerinduan dan tujuan hidupnya.
Bertekun memberi tempat bagi kesungguhan diri untuk terus berusaha dengan keyakinan yang tinggi, sehingga jiga kegagalan pun dialami tidak senantiasa dipandang sebagai keburukan yang buruk.  Sebaliknya kegagalan akan menjadi pendorong untuk terus maju.
Roma  5:3-4 "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan"
 Jika demikian, apa pun kondisi persoalan yang sedang dialami, ketekunan membawa kita pada pengharapan.  Hidup semakin bermakna ketika tekun.  Dengan tekun kita mengerti arti perjuangan dan menghargai sebuah kemenangan atau keberhasilan.  Ketekunan diri membuat kita begitu menghargai orang lain yang mengalami kegagalan dan termotivasi untuk menjadi motivator bagi mereka yang sedang berjuang.   
 


GKII Imanuel Sintang: “Menyuarakan Suara Kebenaran”

GKII Imanuel Sintang: “Menyuarakan Suara Kebenaran”: “Menyuarakan Suara Kebenaran”              Minggu ini, seluruh umat percaya kepada Yesus memasuki minggu paskah.  Merupakan a...

Kamis, 18 April 2013

"TUJUAN ALLAH"

“TUJUAN ALLAH”

Allah telah bekerja sejak semula untuk menggenapi tujuan-Nya sendiri.  “Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku… yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan (Yes 46:9b-10).

Tujuan Allah yang terutama adalah agar mempunyai suatu umat, yang di-ciptakan kembali dalam Kristus, mewakili setiap bangsa di muka bumi, yang tunduk secara penuh kepada ke-Raja-anNya dan yang hasratnya untuk memuliakan Dia dan menjadi perpanjangan tujuan dan pribadiNya yang ilahi.

Rencana Allah untuk menyelesaikan tujuan-Nya adalah, mengikutsertakan umat-Nya yang telah ditebus dalam misi pengampunan secara global.  Sebagai hasilnya, Allah mendapat tidak ha-nya orang dari setiap bangsa berkumpul di dalam kerajaanNya, tetapi juga orang-orang yang dewasa, dan dipersiapkan bagi peranan penting mereka di dalam masa kemuliaan yang akan datang.  “...dan  dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.  Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi” (Wahyu 5:9b-10).



Banyak orang Kristen membaca Alkitab hanya untuk mencari berkat bagi dirinya sendiri, dan bukan untuk menemukan tujuanNya dan menyesuaikan kehidupan mereka dengan rencana mulia tersebut.  Yesus berkata bahwa Dia datang bukan untuk melakukan kehendak-Nya sendiri tetapi kehendak Bapa-Nya yang mengutus Dia (Yoh 4:34).

Tidak sedikit orang percaya yang belum menangkap tujuan dan rencana kekal Allah dalam hidupnya.  Orang percaya seringkali berpikir sudah mencapai tingkat kerohanian yang mapan dan telah cukup berkenan di hadapan Tuhan.
Tetapi alangkah suatu ironi, ketika hati Allah yang sesungguhnya jauh dari kita mengerti, apalagi melakukannya. 

Sesungguhnya, Allah mau setiap orang yang sudah ditebus mengambil peran dalam tujuan-Nya yang hendak diselesaikanNya di muka bumi ini.  Hati Allah adalah agar setiap suku bangsa menyembah Dia, dan di dalamnya, Tuhan mau melibatkan orang-orang percaya mengambil bagian untuk mewujudkan tujuan-Nya, kerinduan hati-Nya. (#kairos)

Minggu, 14 April 2013

Immanuel Youth Community "IYC-Sintang" (Perayaan Paskah di Sanggau)

Ibadah Pembukaan Paskah Pemuda Imanuel Sintang di Riam Macan, Sanggau.
(walau capek setelah 4 jam perjalanan dari Sintang, namun tetap semangat dan antusias)

Kegiatan dalam masing-masing kelompok bersama kakak rohani
(kita ada untuk saling menopang, mengingatkan, menasihati, ada sebagai teman/sahabat 
bagi yang lain.. Yukkk.. saling mengingatkan ke depan)

Suasana kebersamaan minum kopi 

 Berpose sebelum tidur 

 Tiga serangkai (remaja: Bayu, Ucok n Yoyo..)

Api Unggun (hmm.. lompat-lompat) 

Yup.. pasang gaya.. 1,2,3... jepret.... 

Game merayap.. merayap yang benar dunk... 

yap.. geser ke kiri,,, hati-hati jangan keluar jalur 

 nah,, bang Melki kog bantuin,, isntruksinya sebelumnya ga seperti itu bang bro....

One Heart "IYC Sintang" 

Selamanya kita satu, tak satu dapat memisahkan kita di dalam Kasih Kristus.


“Christ for All, All for Christ” (AB. Simpson)


(Immanuel Youth Community - IYC Sintang) 


“Christ for All,
             All for Christ” (AB. Simpson)


“Kristus untuk semua, semua untuk Kristus”.  Kalimat itu adalah kalimat seorang hamba Tuhan yang telah dipakai Tuhan dengan kuasa yang hebat dan luar biasa mengabarkan Injil ke seluruh dunia.  AB Simpson adalah pendiri Gereja Kemah Injil di seluruh dunia, yang saat ini telah ada di 86 Negara.  Dan salah satunya adalah Gereja Kemah Injil Indonesia, yang merupakan karya Kristus melalui RA. Jaffray yang diutus oleh AB. Simpson berdasarkan penglihatan yang Tuhan berikan kepadanya.

AB. Simpson telah kembali kepada BAPA, RA. Jaffray juga sudah kembali kepada BAPA, tetapi apa yang telah mereka lakukan senantiasa tinggal tetap dan kekal dalam ingatan setiap generasi ke generasi.  Hidup mereka yang satu kali sungguh telah memberi dampak kekekalan bagi seluruh dunia.

Hal yang pernah diungkapkan Jim Elliot, seorang misionari muda ke suku Auca, India. “Hanya ada satu kehidupan yang akan segera berlalu, tetapi apa yang dilakukan bagi Kristus akan bertahan sampai kekal”
Jim Elliot bersama dengan 4 rekannya yang berusia antara 26-30 tahun, meninggalkan istri dan anak-anak mereka pergi beritakan Injil ke Suku Auca, suku pembantai.  Sungguh tragis, mereka disambut tombak yang membunuh mereka semua.  Mereka masih muda, pergi mengantar nyawa, bahkan sebelum sepatah kata Injil mereka sampaikan. Ironi itu kini telah berganti dengan sukacita di Suku Auca, bangsa pembunuh itu, bahkan pembunuh kelima anak muda itu telah menerima Kristus, ribuan orang Suku Auca saat ini telah terima Yesus. Istri dan anak-anak dari kelima pemuda yang dibunuh itu justru yang kemudian meneruskan usaha pemberitaan Injil itu di tengah Suku Auca.

Hidup kelima misionari itu sangat singkat, belum melihat anak mereka tumbuh remaja, pemuda dan dewasa.  Tetapi hidup yang sangat amat singkat itu telah menorehkan sejarah yang dikenang hingga kekekalan.  Hidup mereka telah memberikan dampak kekekalan kepada Suku Auca, suku pembunuh itu sehingga mereka menjadi pengikut Yesus.

Bagaimana dengan kita kaum muda GKII Imaneul saat ini.  Adakah kita juga mau mengatakan, hidup yang satu kali ini saya gunakan bagi Kristus. Sebagai seorang muda, kita memiliki banyak kesempatan untuk melakukan hal-hal yang berdampak bagi keluarga, gereja, masyarakat kita.  Mulailah saat ini dengan berkomitmen untuk hidup takut akan Tuhan, belajar kebenaran Tuhan, dan berjalan dalam rencana-Nya.

Hiduplah bukan sekedar hidup, tetapi menghidupi hidup dengan sungguh-sungguh di dalam kehidupan Kristus.  Masa muda pun begitu singkat, tetapi dalam waktu singkat itu kita bisa berbuat hal yang memuliakan Kristus dan berdampak bagi kota kita, bagi gereja kita, bahkan bagi generasi kita.

Melalui talenta, bakat dan karunia yang Tuhan beri kita lakukan pekerjaan-pekerjaan yang memuliakanNya. 



“MELAYANI BUKANLAH SUATU BEBAN, TETAPI KEHORMATAN”


“MELAYANI BUKANLAH SUATU BEBAN,
TETAPI KEHORMATAN”

“Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati”
(II Korintus 4:1)



                 Seperti apa setiap orang percaya memandang sebuah tanggungjawab pelayanan?  Tak jarang pelayanan sering dirasakan sebagai beban, sehingga tak sedikit orang percaya me-miliki keengganan mengambil bagian dalam pelayanan.  
                 Sebaliknya, ketika seorang mengambil bagian dalam pelayanan, motivasi pelayanan kemudian berorientasi bukan pada cara pandang Tuhan, melainkan pada cara pandang manusia yang berorientasi kepada diri, kemuliaan diri, dan pada akhirnya pengagungan kepada kemampuan diri.  Itu terjadi karena belum memahami pelayanan dari cara pandang Tuhan.

“MELAYANI BUKANLAH SUATU  BEBAN, TETAPI KEHORMATAN”, itu bukanlah sekedar motto, atau jargon, slogan dalam pelayanan.  Sesungguhnya itu adalah sebuah nilai yang harus tertanam dalam hati, pikiran, yang diterjemahkan dalam sikap kerelaan yang bersukacita ketika terlibat pelayanan. 

Kenapa melayani adalah sebuah kehormatan?  Pertama, Melayani pekerjaan Tuhan adalah sebuah kehormatan bagi kita yang berdosa karena kita hina namun dilayakkan melayani TUHAN yang Maha TInggi. Kedua,  Tujuan penebusan Tuhan tergenapi dalam hidup kita.  Tuhan menebus kita dari dosa dengan tujuan agar kita memberi kemuliaan kepadaNya; melalui kehidupan yang melayani Dia.  Ketiga, Tuhan mau bermitra dengan kita dalam menuntaskan pekerjaan-Nya.  Tidak ada kehormatan yang tidak disyukuri ketika pe-mimpin di dunia ini menjadikan kita yang tidak ada apa-apanya menjadi mitra dalam pekerjaannya.   Dan hal yang Tuhan lakukan adalah, IA menjadikan kita sebagai mitra dalam pekerjaan-Nya.  Tuhan tidak langsung menyulap semua apa yang dikehendakiNya terjadi di muka bumi.  Tuhan tidak memakai makhluk lain, selain dari manusia untuk terlibat dalam pekerjaan dan rencana kekal-Nya.
Paulus sendiri yang telah mengatakan, bahwa pelayanan itu dia terima oleh KEMURAHAN ALLAH.   Artinya oleh perkenaan Allah, yang sangat tidak mungkin untuk didapatkan, namun Tuhan berkenan memberikannya.

Adalah sebuah kehormatan ketikan Tuhan berkenan menjadikan kita bagian dalam pekerjaan-Nya.  Kehormatan yang tentunya bukan untuk kemegahan diri si penerima, karena di dalamnya diperlukan kerelaan yang sukacita untuk menerimanya. Sehingga pelayanan yang dilakukan juga bukan untuk menunjukkan kehebatan diri yang berujungkan kesombongan. Itulah nilai yang mempengaruhi seluruh hidup kita dalam melihat pekerjaan Tuhan.

Sebaliknya, apa yang terjadi ketika kita justru memandang pelayanan adalah sebuah beban?  Mungkin saja kita belum memiliki cara pandang Tuhan, dan berpikir kita sedang dimanfaatkan oleh-Nya; IA dengan sengaja mengambil keuntungan yang bukan milik-Nya dari kita.  Oh.. Itu cara pandang yang belum selaras dengan cara pandang Tuhan.  Jika kita percaya, Dia Tuhan yang berdaulat atas hidup ini, maka sekarang ini kita mulai selaraskan pikiran kita dengan pikiranNya.

Mulai saat ini, dan mungkin saja sudah jauh sebelumnya; mari kita memiliki cara pandang dan nilai yang sama terhadap pelayanan, bahwa melayani Tuhan bukanlah sebuah beban, namun kehormatan.  Kita akan melakukan pelayanan dengan kerelaan dan penuh sukacita, karena kita melayani Raja di atas segala Raja.  Itu adalah kehormatan bagi kita yang hina dan penuh dosa ini.  Dilayakkan untuk menjadi mitra Tuhan.  H A L E L U Y A.