Minggu, 14 April 2013

“MELAYANI BUKANLAH SUATU BEBAN, TETAPI KEHORMATAN”


“MELAYANI BUKANLAH SUATU BEBAN,
TETAPI KEHORMATAN”

“Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati”
(II Korintus 4:1)



                 Seperti apa setiap orang percaya memandang sebuah tanggungjawab pelayanan?  Tak jarang pelayanan sering dirasakan sebagai beban, sehingga tak sedikit orang percaya me-miliki keengganan mengambil bagian dalam pelayanan.  
                 Sebaliknya, ketika seorang mengambil bagian dalam pelayanan, motivasi pelayanan kemudian berorientasi bukan pada cara pandang Tuhan, melainkan pada cara pandang manusia yang berorientasi kepada diri, kemuliaan diri, dan pada akhirnya pengagungan kepada kemampuan diri.  Itu terjadi karena belum memahami pelayanan dari cara pandang Tuhan.

“MELAYANI BUKANLAH SUATU  BEBAN, TETAPI KEHORMATAN”, itu bukanlah sekedar motto, atau jargon, slogan dalam pelayanan.  Sesungguhnya itu adalah sebuah nilai yang harus tertanam dalam hati, pikiran, yang diterjemahkan dalam sikap kerelaan yang bersukacita ketika terlibat pelayanan. 

Kenapa melayani adalah sebuah kehormatan?  Pertama, Melayani pekerjaan Tuhan adalah sebuah kehormatan bagi kita yang berdosa karena kita hina namun dilayakkan melayani TUHAN yang Maha TInggi. Kedua,  Tujuan penebusan Tuhan tergenapi dalam hidup kita.  Tuhan menebus kita dari dosa dengan tujuan agar kita memberi kemuliaan kepadaNya; melalui kehidupan yang melayani Dia.  Ketiga, Tuhan mau bermitra dengan kita dalam menuntaskan pekerjaan-Nya.  Tidak ada kehormatan yang tidak disyukuri ketika pe-mimpin di dunia ini menjadikan kita yang tidak ada apa-apanya menjadi mitra dalam pekerjaannya.   Dan hal yang Tuhan lakukan adalah, IA menjadikan kita sebagai mitra dalam pekerjaan-Nya.  Tuhan tidak langsung menyulap semua apa yang dikehendakiNya terjadi di muka bumi.  Tuhan tidak memakai makhluk lain, selain dari manusia untuk terlibat dalam pekerjaan dan rencana kekal-Nya.
Paulus sendiri yang telah mengatakan, bahwa pelayanan itu dia terima oleh KEMURAHAN ALLAH.   Artinya oleh perkenaan Allah, yang sangat tidak mungkin untuk didapatkan, namun Tuhan berkenan memberikannya.

Adalah sebuah kehormatan ketikan Tuhan berkenan menjadikan kita bagian dalam pekerjaan-Nya.  Kehormatan yang tentunya bukan untuk kemegahan diri si penerima, karena di dalamnya diperlukan kerelaan yang sukacita untuk menerimanya. Sehingga pelayanan yang dilakukan juga bukan untuk menunjukkan kehebatan diri yang berujungkan kesombongan. Itulah nilai yang mempengaruhi seluruh hidup kita dalam melihat pekerjaan Tuhan.

Sebaliknya, apa yang terjadi ketika kita justru memandang pelayanan adalah sebuah beban?  Mungkin saja kita belum memiliki cara pandang Tuhan, dan berpikir kita sedang dimanfaatkan oleh-Nya; IA dengan sengaja mengambil keuntungan yang bukan milik-Nya dari kita.  Oh.. Itu cara pandang yang belum selaras dengan cara pandang Tuhan.  Jika kita percaya, Dia Tuhan yang berdaulat atas hidup ini, maka sekarang ini kita mulai selaraskan pikiran kita dengan pikiranNya.

Mulai saat ini, dan mungkin saja sudah jauh sebelumnya; mari kita memiliki cara pandang dan nilai yang sama terhadap pelayanan, bahwa melayani Tuhan bukanlah sebuah beban, namun kehormatan.  Kita akan melakukan pelayanan dengan kerelaan dan penuh sukacita, karena kita melayani Raja di atas segala Raja.  Itu adalah kehormatan bagi kita yang hina dan penuh dosa ini.  Dilayakkan untuk menjadi mitra Tuhan.  H A L E L U Y A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar