Minggu, 11 Oktober 2015

MIRIS, kapan Gupung Mang Akan Dialiri Listrik Negara?

MIRIS, kapan Gupung Mang Akan Dialiri Listrik Negara?

Gupung Mang, ya, itu nama sebuah kampung di dekat Kota Sintang.  Kampung yang hanya 3 KM dari jalan provinsi.   Kampung yang hanya sekitar 100 meter dari jalan trans ke arah kampung Libau. Namun, siapa sangka; sekian tahun Sintang telah berbenah, sekian tahun Indonesia sudah merdeka, kampung yang di pinggir kota (bukan di tengah hutan) itu tidak juga dialiri listrik negara.

LEBIH MIRIS adalah bahwa kampung yang hanya 100 meter jarakanya dari jalan yang melintasinya adalah jalur jalan yang dilewati jaringan listrik negara untuk daerah-derah trans dan beberapa kampung lainnya.   Begitu memprihatinkan; saat seketika muncul rasa dalam hati "mungkinkan meraka dianaktirikan"?  Mungkinkah mereka diabaikan.  Di Gupung Mang ada sebuah gereja, yakin Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Imanuel Gupung Mang.  Membina sekitar 50 kepala keluarga Kristen.  Selain itu di kampung itu ada juga umat Katolik.   

MIRIS karena kampung itu dekat dengan kota, tetapi bisa-bisanya luput dari perhatian "entah siapa". Miris itu karena daerah trans dan kampung sesudahnya bisa menikmati listrik negara, tetapi kampung Gupung Mang harus melewati gelap dengan pelita tiap malamnya.    Miris itu karena, jalan yang hanya 100 meter dari kampung Gupung Mang dilewati jaringan listrik tetapi tidak juga "terlirik" oleh "entah siapa".

Semoga tidak lama lagi Gupung Mang akan dialiri listrik negara.  

Puji syukur, jauh sebelum listrik negara datang "entah kapan" nanti, terang Injil telah masuk di kampung Gupung Mang.   Kiranya kasih Tuhan mengalir senantiasa bagi umat Tuhan di sana.

Kiranya mata yang "entah siapa" terbuka dan melihat masyarakat di Gupung Mang, dan mau merekomendasikan Gupung Mang untuk dialiri listrik negara.  



Bakti Sosial di GKII Imanuel Gupung Mang

Semangat memberitakan Injil oleh Jemaat GKII Imanuel Sintang semakin menyala.  KPI ke 18 kembali diselenggarakan bersama Tim Misi Imanuel di GKII Imanuel Gupung Mang, kecamatan Sepauk.  

Kali ini, pemuda/i Imanuel Sintang "IYC" mengadakan pengobatan gratis kepada jemaat dan masyarakat sekitar.  Pemuda/i yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan memberi diri untuk melayani Tuhan dan sesama.  Bersama dengan dr. Elsan dan istri (Wulan Laduri) dari Pemuar, dengan dibantu oleh Asni, Marsiana Unon, Tika, Wesley, Mira Susanti, Imanuel Julianto, sebagai tenaga perawat dan Nancy Deliza Gea sebagai bidan, melayani jemaat dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.   Pemuda/i Imanuel Sintang juga turut serta bersama-sama membantu berlangsungnya bakti sosial tersebut.
Kasih Kristus adalah dasar dari semua yang dilakukan.   Oleh kasih Kristus telah menggerakkan hati anak-anak muda untuk mengasihi.  Melalui profesi yang adalah panggilan hidup mereka melayani Tuhan dan sesama.  Kiranya kasih dan cinta Kristus terus mengalir bagi mereka yang haus akan kasihNya. 






Selasa, 15 September 2015

Mencinta Hingga Terluka

MENCINTA HINGGA  TERLUKA


Suatu hari, Bunda Teresa berkeliling dari gang ke gang di
kampung-kampung Calcutta.

”Bunda Teresa!” , teriak seorang pengemis
yang sambil menggesotkan kakinya mendekat pada Bunda Teresa.

”Ini untukmu. Aku ingin memberikannya padamu,” kata pengemis itu sambil memberikan semangkuk uang receh rupee hasil jerih payahnya mengemis hari itu. Mother Teresa menolak halus dan berkata,”Mengapa, Bu? Bukankah ini untuk makan ibu hari ini?”

Pengemis itu memandang Bunda Teresa dengan mata berkaca-kaca. Dia memang belum makan dari pagi. Teresa memperhatikan baju yang lusuh dan kulit berbalut tulang yang berlutut di depannya. Bunda Teresa mendekat.

”Tapi, Bunda”, bujuk pengemis itu, ” ada yang jauh lebih menderita dri pada aku. Terimalah, Bunda. Berikan uang ini kepadanya.”, kata si pengemis itu penuh harap.

Bunda Teresa tidak berani menolak. ”Baik, baik. Aku terima. Terimakasih”, ucap Bunda Teresa, menepuk bahu pengemis itu, tanda menghargai jerih payahnya.

Satu pesan dia tangkap dari hadiah sang pengemis itu. Betapa ia memberikan hartanya dengan segala cinta demi membahagiakan orang lain. Inilah mencintai sampai terluka. Pengemis itu tidak mengindahkan keringat, keletihan dan luka goresan di jalanan berdebu dan panas, yang dialaminya hari itu. Ia memberikan dengan cintanya.

Memberikan dengan cinta juga di lakukan Yesus. Ia tidak menghiraukan harga diri-Nya demi kita manusia. Semua dilakukan-Nya dengan taat, demi rencana Allah untuk keselamatan manusia yang masih berdosa ini. Relasi dengan kisah di atas adalah : kadangkala kita pun harus mengalami hal yang meyesakkan hati, luka jiwa dan beban yang semestinya tidak kita tanggung: perlakuan semena-mena dari pasangan, membesarkan anak pecandu narkoba, mendampingi suami yang penjudi, menjadi guru seorang anak yang berjiwa pemberontak, dan sebagainya. Namun, tetaplah bertahan jika memang kita harus melalui jalan demikian
.

Cinta bukanlah sekedar harapan atau cita– cita dalam diri kita.  Cinta adalah keterampilan.  Cinta sejati adalah cinta yang dihidupi dan dimiliki lewat berbagai ujian.  Cinta sejati justru diuji lewat peristiwa dan orang, yang menaburkan hal-hal yang bertentangan dengan cinta itu sendiri. 
Cinta itu sabar, cinta itu memaafkan, cinta itu tangguh, cinta itu keras, cinta itu berkorban dan cinta itu memulihkan. 

Dalam mencinta yang penting bukanlah sekedar hasil, tetapi prosesnya.  Tuhan membentuk jiwa kita melalui setiap luka  jiwa kita.  Jika Anda terluka, bukanlah masalah sebesar apa luka itu, melainkan seberapa besar cinta yang ada untuk menjalani luka itu.  Kalau cinta kecil, maka masalah kecil sekalipun akan menjadi masalah besar.  Tetapi jika berjiwa besar, memiliki cinta yang tak terukur, maka akan menjadi lebih kuat menerima dan melewati luka yang diterima dari orang lain.

Jika mencoba memahami, terluka itu indah.  Hari ini anda terluka, esok atau lusa anda akan tersenyum karena luka setelah sembuh akan menjadikanmu lebih siap menghadapi luka baru, meski anda tidak mengharapkan itu terjadi.

Mencinta hingga terluka adalah cinta yang membuat sejarah.   Cinta yang berkorban akan terus dikenang oleh yang menerimanya, menjadi cerita dari satu generasi kepada generasi seterusnya.   Seperti seorang wanita , Maria yang mengorbankan minyak wangi berharga, di dalam kitab Matius.


Seperti Apakah cinta yang Anda taburkan saat ini?

Disadur dari buku : MENCINTA HINGGA TERLUKA (Julianto Simanjuntak)

Rabu, 22 April 2015

Ibadah Bersama Perkauan dan Kaum Bapak GKII Imanuel Sintang

Ibadah Bersama Perkauan dan Kaum Bapak GKII Imanuel Sintang

Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, 21 April 2015 Persekutuan Kaum Perempuan dan Kaum Bapak GKII Imanuel Sintang melaksanakan kegiatan yaitu ibadah padang.  Ibadah padang tersebut dilaksanakan di lokasi Tepian Sungai Jemelak yang merupakan salah satu tempat favorite masyarakat sekitar untuk refreshing.

Acara ibadah dipimpin oleh koordinator Badan Pengurus Jemaat (BPJ) Seksi Perkauan, Nyonya Layarita. Ibadah yang dilaksanakan di alam terbuka tersebut berlangsung dengan penuh sukacacita.  Dalam kesempatan itu gembala sidang, Pdt. Kadarusno, M. Th., menyampaikan renungan Firman Tuhan yang menguatkan dan memotivasi kaum perempuan dan kaum bapak untuk terus memuliakan Tuhan dalam segenap kehidupan, secara khusus melalui perkataan yang hendaknya senantiasa memberkati orang lain.

Selain ibadah bersama, dalam kesempatan itu gembala sidang memimpin sebuah permaian tentang pasangan, yaitu game "COCOK".  Dalam permaianan itu, gembala sidang memberikan pertanyaan kepada setiap pasangan.  Jika jawaban salah satu pasangan sesuai dengan pasangannya maka pasangan tersebut mendapat poin seratus "Cocok". Permaianan singkat itu memberi pelajaran bahwa setiap pasangan dalam rumah tangga, haruslah saling mengerti dan memahami satu sama lain.

Pada akhir acara diadakan jamuan kasih.  Setiap keluarga membawa makanan dari rumah masing-masing untuk kemudian disajikan bersama.  Hal itu juga kembali mengingatkan tentang kehidupan jemaat mula-mula yang saling berbagi berkat di setiap kesempatan yang ada.

Peringatan Hari Kartini pada tahun ini diingat dan direfleksikan dalam berbagi bentuk, dan mungkin saja dalam bentuk yang sangat sederhana.  Akan tetapi makna yang didapat terlebih berarti dari sekedar perayaan dan serangkaian acara saja.  Kiranya melalui setiap momen, Persekutuan Kaum Perempuan dan Kaum Bapak jemaat Imanuel Sintang semakin maju dalam perkara-perkara yang memuliakan nama Tuhan.  Amin.

Jumat, 17 April 2015

Selalu Arahkan Pandangan Pada Kristus

SELALU ARAHKAN PANDANGAN PADA KRISTUS

Seorang petobat baru setelah beberapa bulan dibaptis merasa kekecewaan luar biasa kepada Penginjil yang sudah membawanya kepada pengenalan akan Kristus.  Ia menghadapi dilema dalam dirinya karena Penginjil tersebut telah memberitahukannya kebenaran di dalam Kristus yang memberikan ketenangan jiwa baginya saat ini, namun di lain sisi ia merasa kecewa karena Penginjil ini tidak memenuhi janji untuk mengunjunginya di akhir pekan.  Bahkan ketika petobat baru tersebut menanyakan alasan justru ia mendapatkan jawaban bahwa seorang Kristen tidak harus selalu dikunjungi oleh seorang Penginjil, tetapi patut bagi dirinya untuk belajar dewasa dan mandiri.  Jelas bahwa kata-kata Penginjil itu membuatnya sedikit terkejut, namun ia menyadari bahwa mungkin saja itu benar, tetapi kalimat Penginjil itu sedikit mendatangkan kekecewaan bagi dirinya.

Seusai ibadah PA di pertengahan minggu, petobat baru bertanya kepada Penginjil yang memberikan pelajaran PA di kelompok petobat baru.  Kesempatan yang tepat bagi petobat baru tersebut bertanya,  “Pak, apakah kekecewaan terhadap orang yang kita anggap sebagai pengayom, yang diandalkan, yang dikagumi, yang kita merasa dekat, namun pada akhirnya melukai hati kita itu dibenarkan?  Dengan sedikit tertegun Penginjil itu menjawab: “Ibu, kekecewaan itu sesungguhnya tidaklah dibenarkan, sebab Firman Tuhan sudah mengingatkan dalam  Yeremia 17:5, bahwa terkutuk orang yang mengandalkan manusia, tetapi diberkati orang yang mengandalkan Tuhan.  Jadi, kekecewaan kepada sesama manusia, bahkan kepada orang yang begitu Ibu kagumi selama ini tidak dibenarkan.  Karena kekecewaan itu adalah akibat dari terlalu mengandalkan manusia”

Pelajaran yang sangat berharga bagi setiap orang Kristen adalah bahwa bersandar dan menjadikan Tuhan sebagai sandaran utama, serta memandang hanya kepada Kristus merupakan prinsip dan tuntunan untuk dapat menghindari perasaan-perasaan kecewa yang mendalam.  Kekecewaan adalah hal yang manusiawi, tetapi ketika itu terjadi saat menggantungkan pengharapan kepada manusia, maka orang percaya patut mengoreksi diri dan kembali mengarahkan imannya kepada Tuhan. 

Dalam dunia yang semakin banyak tantangan ini, setiap orang percaya harus dengan sungguh-sungguh belajar berpegang teguh dan manaruh iman harapanya kepada Kristus yang adalah penguasa tunggal atas kehidupan manusia.  Dunia ini semakin hari semakin mengalami krisis; krisis akan kasih, krisis moral, krisis keteladanan, krisis dalam segala hal; adalah mungkin bagi orang-orang percaya kehilangan pegangan dan fokus pandangan hidup.   Firman Tuhan sudah lebih dulu menyatakannya bagi kita, bahwa menjelang akhir zaman, orang-orang semakin kurang kasih, kurang peduli kepada orang lain,  individualisme dan egosentris manusia semakin buruk sehingga menciptakan situasi yang penuh dengan kompetisi, dan di saat itu orang-orang lemah merasa kehilangan tempat berharap dan bersandar.  Akan tetapi, Firman Tuhanlah yang menjadi pegangan yang abadi, Kristuslah fokus kita yang sejati; di saat kita memiliki keduanya, maka, meski dunia ini menuju kebinasaannya, orang percaya ada dalam pengharapan sejati, yaitu di dalam Kristus, yang telah menyelematkan dan memberi jamaninan sejati bagi milik kepunyaanNya.



Penahbisan dan Peresmian Gedung Garu GKII Jemaat Imanuel Sintang

PENAHBISAN DAN PERESMIAN GEDUNG BARU GKII JEMAAT IMANUEL SINTANG

Paskah tahun ini merupakan momen yang bersejarah bagi jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia Imanuel Sitang.  Setelah sekian waktu perjalanan pembangunan gedung gereja baru, sejak peletakkan batu pertama yang bertepatan pada RAKERNAS IV GKII Nasional di Sintang pada tahun 2011, akhirnya tiba momen yang sudah lama dinantikan oleh jemaat Imanuel Sintang.  Bertepatan pada perayaan Paskah tahun ini, 4 April tahun 2015 gedung baru GKII Imanuel Sintang dapat ditahbisakan dan diresmikan.

Peresmian gedung gereja Imanuel yang baru oleh Bupati Sintang, Drs. Milton Crosby, M. Si.,  berjalan sesuai dengan rencana panitia yang juga merupakan rangkaian dari kegiatan Paskah yang dilaksanakan pada tahun ini.  Pdt. Sebinus Luther, M. Th., yang adalah Sekretaris Umum GKII Pusat di Jakarta hadir dalam peresmian tersebut sekaligus memimpin upacara penahbisan gedung baru GKII Imanuel Sintang.  Dimulai dengan acara penahbisan gedung gereja, Pdt. Sebinus Luther, M. Th., bersama dengan gembala sidang GKII Imanuel Sintang, Pdt. Kadarusno, M. Th., dengan didamping oleh para pendeta lainnya, Pdt. Ismail Muntik, S. Th. (Ketua Daerah GKII Sintang), Pdt. Chau Simen, MA. (Gembala GKII Bethel Sintang / Ketua PGI Sintang), Pdt. Musa Mulyadi, S. Th., (Ketua Komisi Misi Daerah GKII Sintang) memanjatkan doa syukur dan ucapan berkat atas rumah Tuhan dan atas jemaat Imanuel Sintang.  

Setelah upacara penahbisan oleh para pendeta, dilanjutkan dengan peresmian oleh Bupati Sintang, bapak Drs. Milton Crosby, M. Si., yang ditandai dengan penandatanganan prasasti peresmian gereja dengan disaksikan oleh segenap jemaat dan undangan yang hadir pada saat itu.  Turut hadir dalam acara tersebut adalah Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Bapak DANDIM Sintang beserta hamba-hamba Tuhan, gembala sidang, Badan Pengurus Jemaat dari gereja-gereja sahabat.  Penandatanganan prasasti juga oleh Pdt. Sebinus Luther, M. Th., selaku Sekretaris Umum GKII Pusat bersama dengan Pdt. Kadarusno, M. Th., selaku gembala sidang GKII Imanuel Sintang.   Upacara penahbisan dan peresmian diakhiri dengan pengguntingan pita oleh ibu Bupati Sintang, Ny. Katty Evelina, S.Sos.  Setelah pengguntingan pita, segenap jemaat memasuki gedung gereja untuk melanjutkan ibadah.

Ibadah berlangsung dengan penuh hikmat.  Pujian-pujian dinaikkan kepada TUHAN yang telah memberi kasih karunia atas pembangunan gedung baru tersebut.  Lagu-lagu dari Nyanyian Kemenagan Iman dinaikkan ke hadiratNya dengan penuh rasa syukur dan sukcaita menghadirkan suasana penuh keagungan dalam sepanjang ibadah dilangsungkan.  

Khotbah disampaikan oleh Pdt. Sebinus Luther, M. Th, dengan nats Firman Tuhan dari Mazmur 26 : 8, dan dari Matius 9 : 35 dengan tema : "Fungsi Spiritual Rumah Tuhan".  Dalam uraian khotbah tersebut disampaikan 4 Fungsi Spiritual Rumah Tuhan / Gereja :
  1. Sebagai Tempat untuk Berdoa kepada ALLAH
  2. Sebagai tempat orang Mencari dan Menemukan TUHAN.
  3. Sebagai Tempat orang Berdosa Menemukan Pengampunan
  4. Fungsi Gereja menurut Pengajaran Tuhan Yesus:
  • Gereja sebagai tempat untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada banyak orang
  • Gereja sebagai tempat untuk memeberitakan Injil
  • Gereja sebagai tempat untuk menyembukan dan memulihkan orang yang lemah.
Setelah rangkaian ibadah selesai, acara dilanjutkan dengan Laporan dan sambutan-sambutan.  Pertama-tama Laporan Panitia Penahbisan dan Peresmian Gedung GKII Imanuel Sintang, oleh ketua Panitia, Bp. Selimin, M.Si, dilanjutkan dengan Laporan Ketua Panitia Pembangunan, Bp. Kompol Mangirin Pasaribu.  Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan yang secara berurutan disampaikan gembala Sidang GKII Imanuel Sintang, Pdt. Kadarusno, M. Th, mewakili BPP GKII Pusat oleh Sekretaris Umum, Pdt. Sebinus Luther, M. Th., dan terakhir oleh bapak Bupati Sintang, Drs. Milton Crosby, M.Si.  Seluruh rangkaian Penahbisan, Peresmian dan Ibadah dapat berjalan dengan baik. Pada akhir dari semua acara yang berlangsung Panitia menghidangkan jamuan kasih bagi seluruh undangan serta jemaat yang hadir.
Pujian dan syukur hanya kepada Kristus sebagai Kepala Gereja, yang olehNya umat manusia mendapatkan pengampunan dosa dan beroleh keselamatan kekal di dalam sorga yang abadi.  Oleh kasih karuniaNya, kiranya gedung gereja dan umatNya dapat menjadi alat dalam tanganNya untuk terus memberitakan Injil Kerajaan Allah bagi dunia, secara khusus bagi kota Sintang.  IMANUEL.


Jumat, 13 Februari 2015

KATA SAMBUTAN KETUA UMUM GKII PUSAT DALAM MEMPERINGATI HUT KE 87

KATA SAMBUTAN KETUA UMUM GKII – PADA HUT GKII – 87
GEREJA YANG BERBUAH LEBAT
       
     Sebagai warga Gereja Kemah Injil Indonesia, kita patut memuji Tuhan oleh karena kasih setia dan anugerah Tuhan pada GerejaNya, hingga kini tepatnya tanggal 10 Februari 2015 kita bisa memperingati Hari Ulang Tahun yang ke–87. Tanggal 10 Februari diperingati sebagai peringatan berdirinya GKII, bertepatan dengan masuk dan dimenangkannya jiwa pertama oleh Dr RA Jaffray di Samarinda Kalimantan Timur dan ini terjadi tanggal 10 Februari 1928. Tema yang kita angkat dalam peringatan HUT Gereja Kemah Injil Indonesia 2015 adalah “Gereja yang berbuah lebat” dari Yohanes 15:5b: Barangsiapa tinggal didalam Aku dan Aku didalam dia, ia berbuah banyak, sebab diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
            Tema ini memastikan kita bahwa Gereja akan memuliakan Tuhan jika Gereja mampu berbuah lebat “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak …” Yohanes 15:8, TB namun disisi yang lain, Gereja akan hidup sia-sia jika tidak menghasilkan buah. Ini nyata dari tanggapan Yesus dalam perumpamaan Lukas 13:6-9. Buah yang dimaksudkan disini bisa berbicara mengenai buah pertobatan baik dalam hidup kita pribadi maupun hidup orang lain, buah roh (Galatia 5:22-23) dan buah pelayanan baik dalam bidang pekerjaan sekuler (market place) maupun yang terpanggil secara penuh waktu dipelayanan pastoral. Kiranya GKII baik jemaat local maupun tiap daerah akan menjadikan penginjilan menjadi prioritas kita, supaya kita akan menjadi Gereja yang mampu menghasilkan buah yang lebat dan dengan demikian memuliakan Tuhan.
Rahasia bagi Gereja kita untuk berbuah lebat adalah :
1. Tinggal dalam Tuhan “Tinggallah didalam Aku dan Aku didalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal didalam Aku”, Yohanes 15:4. Pembacaan Firman Tuhan, doa harian, saat teduh, ibadah/persekutuan, pendalamanAlkitab, komunitas sel atau sel grup, doa
2.  puasa dan masih banyak cara lagi yang dapat membuat kita tetap tinggal didalam Tuhan.2. Meresponi setiap Firman Tuhan dan Bertekun didalam FirmanNya “…setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan”, Luk 8:15. Bertepatan dengan hari Ulang Tahun Gereja Kemah Indonesia ini, dan sesuai dengan Keputusan RAKERNAS di Malinau 28 APRIL–02 MEI 2014, seluruh jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia diperintahkan melaksanakan Ibadah syukur baik dilakukan dalam jemaat masing-masing ataupun dikoordinasi oleh Daerah, dan dalam Ibadah syukur tersebut, mohon kiranya dikumpulkan persembahan yang akan kita himpun bersama bagi pembangunan kompleks Dr RA Jaffray, Tokoh dan perintis Gereja Kemah Injil Indonesia di Malino, Sulawesi Selatan.
            Dana yang terkumpul kemudian mohon dikirimkan ke GKII Pusat yang akan menyalurkan kepada PANITIA Renovasi bangunan Dr RA Jaffray yang sudah dibentuk di Makassar. Kita patut menyebarkan dan mendoakan gerakan penghimpunan dana ini dan juga doa jemaat diharapkan bagi RAKERNAS V 2015 yang merupakan RAKERNAS terakhir pada periode ini yang akan diselenggarakan pada bulan April 2015 di Jakarta.
Kiranya Tuhan senantiasa mengokohkan Gereja Tuhan ini, selamat merayakan Hari Ulang Tahun yang ke 87, Tuhan Yesus memberkati.
Jakarta, November 2014
Gereja Kemah Injil Indonesia
KetuaUmum
Pdt Paul Paksoal, MDiv




Selasa, 03 Februari 2015

TUGAS PEMBERITA (AN) INJIL

TUGAS PEMBERITA (AN) INJIL
(Metode Pribadi ke Pribadi)

                 Dari Matius 28:19-20, dapat ditemukan tahap-tahap dalam pemberitaan Injil.  Jika dijabarkan, maka tahap-tahap itu adalah : PERGI, BERITAKAN, AJARKAN, DAN BAPTIS.  Secara singkat, bahwa Amanat Agung dimulai dalam masa persiapan sebagai Murid.  Setelah menjadi Murid (pengikut Kristus), maka seorang murid diutus untuk membawa kabar baik itu. 

                 Tahap pertama adalah PERGI.  Pergi dapat diartikan melangkah mencari, menemukan, mengunjungi orang-orang untuk ditemui: dijadikan teman, sahabat.  Dalam tahap ini, seorang pemberita sudah dalam langkah awal.  

Tahap kedua adalah BERITAKAN.  Memberitakan adalah menyampaikan pesan kepada orang lain, dalam hal ini tentang Kabar Baik.  Dalam praktek sehari-hari, pesan kabar baik dapat dikemas dalam banyak cara : nasihat-nasihat, tindakan dan perbuatan, yang berpusatkan pada pengajaran Kristus dan hal yang pasti adalah membicarakan berita tentang hidup kekal di dalam Kristus. 

Seringkali selama ini kita merasa enggan karena tidak memahami benar tahap kedua ini.  Tugas  sebagai pemberita adalah membawa berita.  Pembawa berita hanya menyampaikan berita dengan baik.  Apa pun hasil dari memperdengarkan berita, itu adalah respon yang kita dapatkan.  Tugas pembawa berita sekali lagi adalah membawa berita, bukan mempertobatkan; sebab pertobatan dalam diri seseorang adalah Karya Roh Kudus.  Itu di luar kemampuan si pembawa berita. Dengan memahami ini, kita tidak menutut orang lain untuk segera bertobat dan terima Yesus terlebih pindah Agama.   Pertobatan adalah hasil dari proses dari pengenalan tentang Mesias serta kedaulatan Tuhan sendiri.

Jadi, ketika berita disampaikan ada kemungkinan-kemungkinan.  Pertama, bahwa kita sedang bertemu dengan orang yang memang dipilih Tuhan untuk diselamatkan.  Kedua, kita bertemu dengan orang yang tidak dipilih Tuhan untuk menerima keselamatan.  Dan responnya adalah, pertama: menerima saat itu, kedua, menerima melalui proses dan waktu, ketiga, menolak.

Apa pun reaksi dari penerima berita, sekali lagi tergantung dari kedaulatan dan kehendak Allah serta karya Roh Kudus.  Sehingga dengan demikian kita tidak enggan, terlebih kecewa saat orang lain menolak.   Sebab ukuran keberhasilah Penginjilan Pribadi bukan hanya pada jumlah.   Keberhasilan Pemberita Injil adalah saat si Pemberita bisa menceritakan Berita itu sendiri.  Dan pertobatan adalah keberhasilan dari Karya Roh Kudus.  Pemberita adalah alat yang dipilih Tuhan untuk menyampaikan pesanNya.

Contoh kasus dalam Alkitab adalah ketika Yesus mengutus 12 murid (Lukas 9:1-6; Lukas 10:1-12).  Saran dari Yesus untuk menyampaikan Injil adalah; pertama adalah hal orang yang menerima salam.  “Jika seseorang menerima salam, maka menginaplah di rumahnya, jika tidak maka tinggalkanlah rumah itu”  dalam penginjilian itu diistilahkan “ORANG DAMAI”.   Sama halnya juga dengan pemberita masa kini, jika orang bersedia mendengar berita kita, maka patutlah kita sampaikan, jika tidak maka pergi kepada orang yang lain, jangan dipaksakan.  Kedua adalah, tentang mempedulikan keadaan penerima.  Yesus berkata “ Sembuhkanlah... Dan katakan kepada mereka : Kerajaan Allah sudah dekat” (Lukas 10:9).  Jika diterjemahkan dalam penginjilah pribadi masa kini dapat diartikan “Sembuhkan” adalah kepedulian kita pembawa berita memahami keadaaan pendengar kita, sembari kita mempedulikan keadaaan mereka, di saat yang sama kita memperkatakan berita Injil itu. 

Dalam pemahaman ini, sesungguhnya pemberita memiliki kesempatan melalui pendekatan, yang dimulai dari Tahap Pergi.  Kesediaan kita mempedulikan keadaan orang lain adalah kesempatan yang baik memberitakan Injil. 

Setelah tahap kedua, maka Tahap Ketiga dan Keempat bisa dilakukan secara pribadi, tetapi juga kedua tahap terakhir lebih merupakan pelayanan bimbingan rohani (pelayanan pastoral).

Kembali kepada tahap kedua, sebagai pemberita, perlu terus melatih diri dalam kemampuan menyampaikan berita, dengan pimpinan dan hikmat dari Roh Kudus.   Menjadi pemberita adalah hal yang dapat kita lakukan hari ini, besok dan kapan saja.  Tugas memberitakan Injil dapat sesederhana mungkin jika kita telah memahami dengan baik tahap dalam mengemban amanat Agung ini.


Kita tidak pernah tahu siapa yang dipilih dan tidak dipilih Tuhan,
itulah sebabnya kita terus menginjili:
Hanya bisa kita ketahui saat memperkatakan Kabar Baik kepada siapa pun,
Tugas kita adalah menemukan mereka. (NN)


(Artikel : Seri Pemahaman Penginjilan Pribadi)


Program Ungguran GKII Imanuel Sintang Tahun 2015 - P2M2