Rabu, 30 April 2014

Doa Semalam Suntuk Pemuda "IYC" GKII Imanuel Sintang

Doa Semalam Suntuk Pemuda "IYC" GKII Imanuel Sintang

Gerakan Doa yang selama ini digaungkan melalui Gerakan 5 Taat GKII Imanuel Sintang, yang salah satu Taat di dalamnya adalah Taat Berdoa telah mendorong semangat doa pemuda/i GKII Imanuel Sintang yang dikenal dengan "Imanuel Youth Community" (IYC-Sintang).  Sebagai generasi penerus gereja dan masa depan bangsa, pemuda/ IYC mengambil tekat untuk ambil bagian dalam Gerakan Doa, sebagai bagian dari disipilin kehidupan rohani yang dikenan oleh Tuhan.

Pada akhir bulan, tanggal 30 Maret 2014, pemuda/i IYC mengadakan doa semalam suntuk di gereja.
Walaupun kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan di kalangan pemuda/i IYC, namun antuasias dan partisipasi pemuda/i untuk mengikutinya sangat luar biasa.  

Sepanjang kegiatan tersebut dilaksanakan, tak seorangpun 'gagal' mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga berakhirnya acara tersebut.  Doa Semalam Suntuk itu dibuka dengan renungan oleh bapak Gembala Sidang, Pdt. Kadarusno, M.Th.  Memberikan motivasi kepada pemuda/i bahwa doa adalah nadi kehidupan, bukan sekedar kegiatan tetapi memang sudah seharusnya begitu kehidupan orang percaya; hidup dalam doa; mendoakan suku-suku bangsa, mendoakan gereja, hamba-hamba Tuhan, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.  

Acara Doa Semalam Suntuk malam 30 Maret 2014 juga diselingi dengan menonton film "Upside" yang sungguh menginspirasi.  Kemudian dengan "devotion" yang dibawakan oleh kakak-kakak pembina pemuda.  Hadir malam hari itu pembina pemuda, Ichwandi R., Murvi, Ev. Herinuel dan Ev. Bebali Gea, sebagai gembala pemuda.

Hal yang luar biasa dirasakan oleh pemuda/i IYC melalui kegiatan malam itu.  Di penghujung kegiatan, pada waktu subuh, ada ruang kesaksian.  Beberapa orang menyaksikan betapa kegiatan malam itu memberkati mereka, menggugah hati untuk terus melayani Tuhan.  

"Doa, adalah nafas kehidupan orang percaya; cara kita berbicara kepada TUHAN, cara kita mengenal hati dan kehendakNya.  Pekerjaan Tuhan adalah menjawab doa.  Doa adalah nadi kehidupan orang percaya - syafaat adalah cara kita menjangkau mereka yang tak terjangkau.  Generasi yang berdoa adalah generasi yang bersiap melihat karya Tuhan bagi generasi dan masa depannya."









Senin, 14 April 2014

Arti Salib

Arti Salib
(Matius 27:45-56)
Oleh: Pdt. Kadarusno, M.Th

Pendahuluan
Salib adalah lambang yang dipakai oleh Allah dari  Sorga untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia yang bedosa yang perlu mendapatkan kasih dari Allah.  Tak pernah ada lambang lain yang begitu agung dan mulia dan bermakna tinggi kecuali makna Salib Yesus Kristus.

Paskah itu adalah penggenapan dari kitab PL, dalam bahasa Ibrani Paskah ditulis "pesah" artinya lewat atau lalu.  Malaikat maut yang melewati atau melalui rumah-rumah orang Israel yang diberi tanda darah di palang pintu rumah orang Israel. Kemudian dalam PB setiap orang yang percaya kepada Darah Anak Allah yang Mahatinggi diselamatkan.

Apakah Arti Salib
1. Salib  Menciptakan Perdamaian (45-50)
             Pada prinsipnya bahwa manusia adalah musuh Allah, penyebabnya adalah dosa. Dosa yang menyebabkan manusia musuh Allah. Dosa menjadikan manusia sahabat iblis. karena itu bagaiamanakah kita dapat berdamai dengan Allah? Saliblah tempat perdamaian itu.  Yesus Kristus menjadi satu-satunya Jurudamai yang sejati yang memungkinkan manusia dapat menghadap Allah melalui salib Yesus Kristus manusia berdamai dengan Allah.

2. Salib Menciptakan Persekutuan dengan Allah (51)
               Keberadaan tabir Allah, menggambarkan ketidaklayakan manusia menghampiri Allah. Allah yang Suci, manusia berdosa.  Kemudian Salib Yesus menciptakan persekutuan antara manusia yang berdosa dengan Allah yang suci.  Manusia kemudian dapat bersekutu dengan Allah, berhubungan langsung tanpa harus melalui para Imam dan Nabi dalam PL.

3. Salib Menciptakan Kesejahteraan (55-56)
    Salib tempat pemulihan, Salib tempat kelegaan bagi semua yang merindukan kelepasan.

SELAMAT PASKAH TAHUN 2014
   

Jumat, 04 April 2014

Ketika Tuhan Melihat Hati - Refleksi Menjelang Pemilu 9 April 2014

Ketika TUHAN Melihat HATI


(I Samuel 16:7)


            Bangsa Israel sedang mengalami Krisis kepemimpinan, saat Saul tidak lagi dikenan, TUHAN menyuruh Nabi Samuel untuk pergi mengurapi raja baru bagi Israel dari anak-anak Isai.

            Ketika Itu satu per satu anak-anak Isai yang gagah perkasa berdiri di hadapan Samuel.  Secara kasat mata, Samuel tertarik kepada Eliab yang berbadan tegap, gagah dan perkasa.  Akan tetapi, Tuhan mengingatkan Samuel bahwa bukan itu yang Tuhan akan urapi.  

            Ke tujuh anak Isai sudah berlalu dari hadapan Samuel, tak ada satu pun yang direkomendasikan untuk diurapi.  Kemudian Daud yang sedang menggembalakan dipanggil dari padang penggembalaan; ketika berdiri di hadapan Samuel, maka TUHAN memberitahukan Samuel bahwa Daudlah yang IA urapi dan angkat menjadi raja bagi Israel.  Secara penampilan, Daud tidak meyakinkan, bahkan pekerjaan sehari-hari jauh dari hal tentang memimpin.  Namun, Tuhan telah menetapkan Daud; IA mempersiapkannya di padang rumput, kesabaran, keuletan, ketangkasan, kepekaan, dalam memelihara domba-dombanya, bahkan dari sana pun ia bergaul dengan Tuhan.

            Tanggal 9 April 2014 adalah momentum bagi kita untuk menentukan pilihan siapa akan duduk di kursi dewan.  Sebagaimana Tuhan menghendaki “hati” seharusnya demikian kita peka kepada siapa Tuhan berkenan.  Salah satu pertanggungjawaban iman Kristen kita adalah memilih dengan hati nurani yang murni dan bersih berdasarkan kepekaan kepada kehendak Tuhan tentang siapa yang Tuhan kenan. 

            Ketika memilih berdasarkan kepekaan kepada kehendak Tuhan, niscaya kita memilih orang yang Tuhan kenan dan kehendaki, dan kelak orang tersebut bekerja dengan takut akan Tuhan, penuh rasa tanggungjawab, dan tentu menjaga kepercayaan Tuhan dan juga masyarakat.

Menguji Pelayanan Kita

Bagaimana Menguji/Menilai Pelayanan Kita (i)

(1 Kor. 4:1-5)

               

Ada 4 macam jenis budak yang dikenal dalam Perjanjian Baru;  Oikodetes, pelayan di rumah (hamba), Diakonos (pelayan/pegawai dapat gaji), Doulos (budak yg diperjualbelikan) dan terakhir adalah  Huperetes (budak paling rendah yg tidak punya hak sepanjang kehidupannya; bergantung penuh kepada tuan dan majikannya).  Paulus menyebutkan dirinya sebagai HUPERETES,  yang tidak lagi punya hak bagi dirinya sendiri, sedangkan budak jenis ke satu, dua dan tiga masih memiliki hak bagi diri mereka.  Bagaimana dengan kita, masihkah kita melayani Tuhan dan menempatkan diri sebagai orang yang pantas untuk sebuah hak, penghormatan?

Jika dalam melayani Tuhan ada pikiran untuk menerima penghormatan, penghargaan, dan pamrih, maka ketika itu pula seseorang bukan hamba yang sudah menyerahkan hidupnya sepenuhnya bagi Kristus, motivasi pelayanan sudah menjadi tercela.  Dalam melayani Tuhan hendaklah setiap orang percaya melihat dirinya sebagai “Hupertes”, dengan jalan demikian sesungguhnya kita memberi dampak bagi dunia.

Masihkah mampu mempertahankan rahasia Allah. 

Rahasia Allah adalah tentang salib Kristus.   Adakah pada zaman ini kita masih konsisten terhadap berita Salib, mengharapkan berita salib bahkan terus menggemakan berita ini.  Terkadang terlihat bosan dan terkesan sesuatu “kebodohan” membicarakan salib Kristus terus menerus.  Namun sesungguhnya “Salib Kristus” adalah rahasia “misterion/misteri” Allah yang terbesar bagi dunia, dan masih banyak menjadi hal “terselubung” bagi banyak orang.  Masihkah kita memelihara Salib Kristus dalam kehidupan kita?  
          


Menguji Kesetiaan Dalam Pelayanan

Ay. 2 "Dapat dipercayai, memiliki kesetiaan" (Faithfull) dalam pengertian dari asal katanya adalah suatu sikap yang aktif, bukan hanya kepasrahan tetapi memiliki keaktifan yang bertanggungjawab.