Jumat, 13 Februari 2015

KATA SAMBUTAN KETUA UMUM GKII PUSAT DALAM MEMPERINGATI HUT KE 87

KATA SAMBUTAN KETUA UMUM GKII – PADA HUT GKII – 87
GEREJA YANG BERBUAH LEBAT
       
     Sebagai warga Gereja Kemah Injil Indonesia, kita patut memuji Tuhan oleh karena kasih setia dan anugerah Tuhan pada GerejaNya, hingga kini tepatnya tanggal 10 Februari 2015 kita bisa memperingati Hari Ulang Tahun yang ke–87. Tanggal 10 Februari diperingati sebagai peringatan berdirinya GKII, bertepatan dengan masuk dan dimenangkannya jiwa pertama oleh Dr RA Jaffray di Samarinda Kalimantan Timur dan ini terjadi tanggal 10 Februari 1928. Tema yang kita angkat dalam peringatan HUT Gereja Kemah Injil Indonesia 2015 adalah “Gereja yang berbuah lebat” dari Yohanes 15:5b: Barangsiapa tinggal didalam Aku dan Aku didalam dia, ia berbuah banyak, sebab diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
            Tema ini memastikan kita bahwa Gereja akan memuliakan Tuhan jika Gereja mampu berbuah lebat “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak …” Yohanes 15:8, TB namun disisi yang lain, Gereja akan hidup sia-sia jika tidak menghasilkan buah. Ini nyata dari tanggapan Yesus dalam perumpamaan Lukas 13:6-9. Buah yang dimaksudkan disini bisa berbicara mengenai buah pertobatan baik dalam hidup kita pribadi maupun hidup orang lain, buah roh (Galatia 5:22-23) dan buah pelayanan baik dalam bidang pekerjaan sekuler (market place) maupun yang terpanggil secara penuh waktu dipelayanan pastoral. Kiranya GKII baik jemaat local maupun tiap daerah akan menjadikan penginjilan menjadi prioritas kita, supaya kita akan menjadi Gereja yang mampu menghasilkan buah yang lebat dan dengan demikian memuliakan Tuhan.
Rahasia bagi Gereja kita untuk berbuah lebat adalah :
1. Tinggal dalam Tuhan “Tinggallah didalam Aku dan Aku didalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal didalam Aku”, Yohanes 15:4. Pembacaan Firman Tuhan, doa harian, saat teduh, ibadah/persekutuan, pendalamanAlkitab, komunitas sel atau sel grup, doa
2.  puasa dan masih banyak cara lagi yang dapat membuat kita tetap tinggal didalam Tuhan.2. Meresponi setiap Firman Tuhan dan Bertekun didalam FirmanNya “…setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan”, Luk 8:15. Bertepatan dengan hari Ulang Tahun Gereja Kemah Indonesia ini, dan sesuai dengan Keputusan RAKERNAS di Malinau 28 APRIL–02 MEI 2014, seluruh jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia diperintahkan melaksanakan Ibadah syukur baik dilakukan dalam jemaat masing-masing ataupun dikoordinasi oleh Daerah, dan dalam Ibadah syukur tersebut, mohon kiranya dikumpulkan persembahan yang akan kita himpun bersama bagi pembangunan kompleks Dr RA Jaffray, Tokoh dan perintis Gereja Kemah Injil Indonesia di Malino, Sulawesi Selatan.
            Dana yang terkumpul kemudian mohon dikirimkan ke GKII Pusat yang akan menyalurkan kepada PANITIA Renovasi bangunan Dr RA Jaffray yang sudah dibentuk di Makassar. Kita patut menyebarkan dan mendoakan gerakan penghimpunan dana ini dan juga doa jemaat diharapkan bagi RAKERNAS V 2015 yang merupakan RAKERNAS terakhir pada periode ini yang akan diselenggarakan pada bulan April 2015 di Jakarta.
Kiranya Tuhan senantiasa mengokohkan Gereja Tuhan ini, selamat merayakan Hari Ulang Tahun yang ke 87, Tuhan Yesus memberkati.
Jakarta, November 2014
Gereja Kemah Injil Indonesia
KetuaUmum
Pdt Paul Paksoal, MDiv




Selasa, 03 Februari 2015

TUGAS PEMBERITA (AN) INJIL

TUGAS PEMBERITA (AN) INJIL
(Metode Pribadi ke Pribadi)

                 Dari Matius 28:19-20, dapat ditemukan tahap-tahap dalam pemberitaan Injil.  Jika dijabarkan, maka tahap-tahap itu adalah : PERGI, BERITAKAN, AJARKAN, DAN BAPTIS.  Secara singkat, bahwa Amanat Agung dimulai dalam masa persiapan sebagai Murid.  Setelah menjadi Murid (pengikut Kristus), maka seorang murid diutus untuk membawa kabar baik itu. 

                 Tahap pertama adalah PERGI.  Pergi dapat diartikan melangkah mencari, menemukan, mengunjungi orang-orang untuk ditemui: dijadikan teman, sahabat.  Dalam tahap ini, seorang pemberita sudah dalam langkah awal.  

Tahap kedua adalah BERITAKAN.  Memberitakan adalah menyampaikan pesan kepada orang lain, dalam hal ini tentang Kabar Baik.  Dalam praktek sehari-hari, pesan kabar baik dapat dikemas dalam banyak cara : nasihat-nasihat, tindakan dan perbuatan, yang berpusatkan pada pengajaran Kristus dan hal yang pasti adalah membicarakan berita tentang hidup kekal di dalam Kristus. 

Seringkali selama ini kita merasa enggan karena tidak memahami benar tahap kedua ini.  Tugas  sebagai pemberita adalah membawa berita.  Pembawa berita hanya menyampaikan berita dengan baik.  Apa pun hasil dari memperdengarkan berita, itu adalah respon yang kita dapatkan.  Tugas pembawa berita sekali lagi adalah membawa berita, bukan mempertobatkan; sebab pertobatan dalam diri seseorang adalah Karya Roh Kudus.  Itu di luar kemampuan si pembawa berita. Dengan memahami ini, kita tidak menutut orang lain untuk segera bertobat dan terima Yesus terlebih pindah Agama.   Pertobatan adalah hasil dari proses dari pengenalan tentang Mesias serta kedaulatan Tuhan sendiri.

Jadi, ketika berita disampaikan ada kemungkinan-kemungkinan.  Pertama, bahwa kita sedang bertemu dengan orang yang memang dipilih Tuhan untuk diselamatkan.  Kedua, kita bertemu dengan orang yang tidak dipilih Tuhan untuk menerima keselamatan.  Dan responnya adalah, pertama: menerima saat itu, kedua, menerima melalui proses dan waktu, ketiga, menolak.

Apa pun reaksi dari penerima berita, sekali lagi tergantung dari kedaulatan dan kehendak Allah serta karya Roh Kudus.  Sehingga dengan demikian kita tidak enggan, terlebih kecewa saat orang lain menolak.   Sebab ukuran keberhasilah Penginjilan Pribadi bukan hanya pada jumlah.   Keberhasilan Pemberita Injil adalah saat si Pemberita bisa menceritakan Berita itu sendiri.  Dan pertobatan adalah keberhasilan dari Karya Roh Kudus.  Pemberita adalah alat yang dipilih Tuhan untuk menyampaikan pesanNya.

Contoh kasus dalam Alkitab adalah ketika Yesus mengutus 12 murid (Lukas 9:1-6; Lukas 10:1-12).  Saran dari Yesus untuk menyampaikan Injil adalah; pertama adalah hal orang yang menerima salam.  “Jika seseorang menerima salam, maka menginaplah di rumahnya, jika tidak maka tinggalkanlah rumah itu”  dalam penginjilian itu diistilahkan “ORANG DAMAI”.   Sama halnya juga dengan pemberita masa kini, jika orang bersedia mendengar berita kita, maka patutlah kita sampaikan, jika tidak maka pergi kepada orang yang lain, jangan dipaksakan.  Kedua adalah, tentang mempedulikan keadaan penerima.  Yesus berkata “ Sembuhkanlah... Dan katakan kepada mereka : Kerajaan Allah sudah dekat” (Lukas 10:9).  Jika diterjemahkan dalam penginjilah pribadi masa kini dapat diartikan “Sembuhkan” adalah kepedulian kita pembawa berita memahami keadaaan pendengar kita, sembari kita mempedulikan keadaaan mereka, di saat yang sama kita memperkatakan berita Injil itu. 

Dalam pemahaman ini, sesungguhnya pemberita memiliki kesempatan melalui pendekatan, yang dimulai dari Tahap Pergi.  Kesediaan kita mempedulikan keadaan orang lain adalah kesempatan yang baik memberitakan Injil. 

Setelah tahap kedua, maka Tahap Ketiga dan Keempat bisa dilakukan secara pribadi, tetapi juga kedua tahap terakhir lebih merupakan pelayanan bimbingan rohani (pelayanan pastoral).

Kembali kepada tahap kedua, sebagai pemberita, perlu terus melatih diri dalam kemampuan menyampaikan berita, dengan pimpinan dan hikmat dari Roh Kudus.   Menjadi pemberita adalah hal yang dapat kita lakukan hari ini, besok dan kapan saja.  Tugas memberitakan Injil dapat sesederhana mungkin jika kita telah memahami dengan baik tahap dalam mengemban amanat Agung ini.


Kita tidak pernah tahu siapa yang dipilih dan tidak dipilih Tuhan,
itulah sebabnya kita terus menginjili:
Hanya bisa kita ketahui saat memperkatakan Kabar Baik kepada siapa pun,
Tugas kita adalah menemukan mereka. (NN)


(Artikel : Seri Pemahaman Penginjilan Pribadi)


Program Ungguran GKII Imanuel Sintang Tahun 2015 - P2M2