SELALU ARAHKAN PANDANGAN PADA KRISTUS
Seorang petobat baru setelah
beberapa bulan dibaptis merasa kekecewaan luar biasa kepada Penginjil yang
sudah membawanya kepada pengenalan akan Kristus. Ia menghadapi dilema dalam dirinya karena
Penginjil tersebut telah memberitahukannya kebenaran di dalam Kristus yang
memberikan ketenangan jiwa baginya saat ini, namun di lain sisi ia merasa
kecewa karena Penginjil ini tidak memenuhi janji untuk mengunjunginya di akhir
pekan. Bahkan ketika petobat baru tersebut
menanyakan alasan justru ia mendapatkan jawaban bahwa seorang Kristen tidak
harus selalu dikunjungi oleh seorang Penginjil, tetapi patut bagi dirinya untuk
belajar dewasa dan mandiri. Jelas bahwa
kata-kata Penginjil itu membuatnya sedikit terkejut, namun ia menyadari bahwa mungkin saja itu
benar, tetapi kalimat Penginjil itu sedikit mendatangkan kekecewaan bagi
dirinya.
Seusai ibadah PA di pertengahan
minggu, petobat baru bertanya kepada Penginjil yang memberikan pelajaran PA di
kelompok petobat baru. Kesempatan yang
tepat bagi petobat baru tersebut bertanya,
“Pak, apakah kekecewaan terhadap orang yang kita anggap sebagai
pengayom, yang diandalkan, yang dikagumi, yang kita merasa dekat, namun pada
akhirnya melukai hati kita itu dibenarkan?
Dengan sedikit tertegun Penginjil itu menjawab: “Ibu, kekecewaan itu
sesungguhnya tidaklah dibenarkan, sebab Firman Tuhan sudah mengingatkan
dalam Yeremia 17:5, bahwa terkutuk orang
yang mengandalkan manusia, tetapi diberkati orang yang mengandalkan Tuhan. Jadi, kekecewaan kepada sesama manusia,
bahkan kepada orang yang begitu Ibu kagumi selama ini tidak dibenarkan.
Karena kekecewaan itu adalah akibat dari terlalu mengandalkan manusia”
Pelajaran yang sangat berharga bagi
setiap orang Kristen adalah bahwa bersandar dan menjadikan Tuhan sebagai
sandaran utama, serta memandang hanya kepada Kristus merupakan prinsip dan
tuntunan untuk dapat menghindari perasaan-perasaan kecewa yang mendalam. Kekecewaan adalah hal yang manusiawi, tetapi
ketika itu terjadi saat menggantungkan pengharapan kepada manusia, maka orang
percaya patut mengoreksi diri dan kembali mengarahkan imannya kepada
Tuhan.
Dalam dunia yang semakin banyak
tantangan ini, setiap orang percaya harus dengan sungguh-sungguh belajar
berpegang teguh dan manaruh iman harapanya kepada Kristus yang adalah penguasa
tunggal atas kehidupan manusia. Dunia
ini semakin hari semakin mengalami krisis; krisis akan kasih, krisis moral,
krisis keteladanan, krisis dalam segala hal; adalah mungkin bagi orang-orang
percaya kehilangan pegangan dan fokus pandangan hidup. Firman Tuhan sudah lebih dulu menyatakannya
bagi kita, bahwa menjelang akhir zaman, orang-orang semakin kurang kasih,
kurang peduli kepada orang lain,
individualisme dan egosentris manusia semakin buruk sehingga menciptakan
situasi yang penuh dengan kompetisi, dan di saat itu orang-orang lemah merasa kehilangan tempat berharap dan
bersandar. Akan tetapi, Firman Tuhanlah
yang menjadi pegangan yang abadi, Kristuslah fokus kita yang sejati; di saat kita
memiliki keduanya, maka, meski dunia ini menuju kebinasaannya, orang percaya
ada dalam pengharapan sejati, yaitu di dalam Kristus, yang telah menyelematkan
dan memberi jamaninan sejati bagi milik kepunyaanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar