KETETAPAN
KEDAULATAN TUHAN DAN
PILIHAN
MANUSIA (1 Samuel 14-15)
Beberapa hari dalam minggu
lalu kita membaca kitab 1 Samuel. Pasal
8, bangsa Israel menginginkan seorang raja, ingin sama seperti bangsa-bangsa di
sekitarnya; dan mereka menolak Tuhan yang memimpin mereka secara langsung. Samuel pun mendengar desakan mereka, dan
Tuhan menetapkan Saul menjadi raja atas bangsa itu (Ps. 9-10).
Seiring dengan berjalan
waktu, Saul menjadi pemimpin hebat, mengalahkan ribuan musuh. Akan tetapi, kemudian Saul menjadi lupa diri;
seorang dari Suku Benyamin yang kecil telah menjadi orang besar, kemudian lupa
akan dirinya dan menjadi tinggi hati, mulai dari ketidaktaatan dan
ketidakhormatannya terhadap Firman Tuhan.
Apa yang terjadi kemudian, Tuhan menolak Saul; Samuel pun berduka
karenanya. Samuel, seorang berhati bapa
menyayangkan ketidaktaan seorang raja yang dulu ia urapi, namun ia tidak bisa
menolak ketetapan Tuhan. Dengan
kedaulatannya Tuhan telah menetapkan Saul menjadi raja, dan dengan kedaulatannya,
oleh karena ketidaktaatan Saul pun ditolak oleh Allah
dan kemudian berkenan kepada Daud, seorang kecil dari padang penggembalaan,
yang tak terhitung dalam penilaian manusia dipilih menggantikan raja pilihan
manusia.
Belajar dari Saul; merefleksikan
proses demokrasi yang sudah dilaksanakan beberapa waktu ini, seseorang dipilih
dan menjadi terpilih mungkin saja karena kehendak massa, akan tetapi tidak
seorang pun bisa mengubah kedaulatan Tuhan.
Tuhan mengijinkan suatu bangsa menetapkan pemimpin atas mereka, Tuhan
mungkin saja mengijinkan, tetapi ketika itu bukan atas perkenaan Tuhan, kelak
Tuhan pun akan bertindak. Tetapi ketika
Tuhan yang berkehendak, maka Dialah yang tetap mengokohkan Daud dalam
pemerintahannya. Ketika Daud jatuh,
Tuhan masih berkenan memulihkannya.
Mari terus mendoakan yang terbaik
bagi bangsa dan negara tercinta, dan Kabupaten Sintang yang di dalamnya kita
berada. Tuhan berkenan memberkati kota
dan mengokohkan negeri yang dimana anak-anakNya hidup dalam ketetapan dan dalam
kebenaran FirmanNya. Pilihan kita tak selamanya adalah yang dikenan TUHAN, meski hal itu terwujud dalam banyak perjuangan dan kerja keras. Itulah sebabnya, dalam memilih suatu "pilihan" dalam hidup hendaknya kita memilih sesuai kehendak Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar